Cita Rasa Thailand Sebenar-benarnya Di Thai Alley

Semakin terjangkaunya transportasi dan akomodasi ke Thailand menjadikan semakin banyak orang bisa "mencicipi" pesona Thailand dan tak ketinggalan tentu saja kulinernya yang sudah mendunia. 

Bagaimana jika tiba-tiba kangen dengan makanan Thailand yang rasanya benar-benar seperti di tempat asalnya? Tenang, Thai Alley punya solusinya!


Thai Alley merupakan bagian dari F & B retailer Culinary Concepts yang didirikan pada tahun 2008. Culinary Concepts dengan tagline "Passion for Food, Obsession for Detail" telah mempunyai 5 dining concepts yaitu:

  • Culinary Concept Catering
  • Thai Alley
  • Thai GoGo
  • The Apartment Restaurant + Bar
  • The Butcher
Thai Alley sendiri telah mempunyai 2 cabang yaitu di Pacific Place dan Gandaria City. Dengan konsep "Authentic Thai Street Food", Thai Alley bermaksud menghadirkan suasana asli Thailand baik melalui cita rasa makanan maupun suasana tempat makannya. Mengapa street food? Ya, karena real taste atau cita rasa otentik dari masakan Thailand memang berakar dari streed food-nya.

Saya dan teman-teman berkesempatan mengunjungi cabang Thai Alley di Gandaria City untuk mencoba menu-menu unggulan mereka. Sangat mudah menemukan letak Thai Alley yang berada di lantai dasar, tepat di sebelah pintu masuk South Lobby.




Interior resto dibuat seperti suasana sebuah sudut di jalan atau gang (alley) di Thailand dengan tembok yang dipenuhi coretan graffiti dan booth yang terbuat dari seng gelombang. Meja dan kursi makan terbuat dari kayu dicat warna-warni cerah tapi sudah berkesan usang. Sebagian tempat duduknya bahkan hanya berbentuk bangku tanpa sandaran, meskipun ada pula yang berbentuk sofa dengan bantalan empuk. Tak ketinggalan pepohonan dalam pot kaleng besar ikut melengkapi suasana sehingga makin menyerupai asli.







Di bagian depan terdapat Thai dessert booth yang terang benderang dengan hiasan deretan lampu bohlam. Sofa-sofa di sekitarnya memang pas sekali untuk tempat duduk-duduk santai, ngobrol bersama teman atau keluarga sambil menikmati Thai dessert yang dipesan dari booth tersebut.


Sebuah private room terdapat di bagian belakang, berkapasitas sekitar 25 seating seat. Dindingnya dipenuhi graffiti dan sebagian lagi berupa dinding kaca yang berbatasan langsung dengan dropping area Gandaria City sehingga dari dalam resto terlihat mobil lalu-lalang di luar. Suasananya jadi seperti benar-benar di pinggir jalan di Bangkok, loh...




 (image dari press release Culinary Concepts)

Selain interior yang sudah dibuat semirip mungkin dengan di Thailand, cita rasa masakan pastinya menjadi perhatian utama. Tak tanggung-tanggung, chef-nya didatangkan langsung dari Thailand! Chef King, yang bertanggung jawab untuk Thai Alley cabang Gandaria City, saat itu mengadakan live demo pembuatan dua macam Thai salad yang sangat ngetop itu. Terdapat sebuah gerobak dipenuhi bahan-bahan pembuatan salad, dan Chef King meracik salad di belakang gerobak seperti penjual makanan kali lima.





Sambil meracik salad, Chef King yang sudah cukup lancar berbahasa Indonesia menerangkan tentang bahan-bahan yang digunakan dan langkah-langkah pembuatannya. Beberapa jenis bahan seperti kecap ikan masih didatangkan langsung dari Thailand untuk menjaga keaslian rasa. Tak ketinggalan semacam lumpang kayu tempat menumbuk saladnya juga masih impor dari Thailand. Meskipun dibuat ala street food, di Thai Alley kebersihan sangat diutamakan, salah satunya sang chef selalu memakai sarung tangan saat meracik makanan.


Masukkan bahan-bahan dan bumbu ke dalam lumpang
Tumbuk semuanya sambil diaduk
Dan.. seporsi salad racikan Chef King siap disantap!

Berikut menu-menu yang sempat dicoba malam itu:




DRINK


Nam Bay Ma Khud (IDR 45k)

Orange leaves, lime, sugar

Daun jeruk yang dimaksud di sini adalah daun jeruk purut yang di Indonesia memang lazim digunakan untuk masakan ataupun minuman. Menurut saya paduan rasa antara daun jeruk purut dengan jeruk nipis ini menghasilkan aroma yang agak unik, segar, dan wangi. Penambahan gulanya pas, sehingga rasa asamnya cukup menyegarkan mata yang lagi ngantuk, tapi tidak akan membuat sakit perut.



SALADS


Yam Mamuang (IDR 45k)

Spicy mango salad with chill and lime juice


Bahan-bahannya simple saja yaitu serutan mangga muda, cabai, bawang merah, perasan jeruk nipis, plus saus racikan Thai Alley. Semua bahan ditumbuk kasar, diaduk rata, kemudian ditaburi kacang mete dan kacang tanah sangrai. Asam dan pedasnya mantap karena tadi sang chef memasukkan cabai cukup banyak. Jangan khawatir, customer bisa request tingkat kepedasannya, atau bahkan tidak pakai cabai sama sekali, walaupun menurut Chef King, "makanan Thailand tidak enak kalau tidak pedas."




Som Tam (IDR 45k)
Spicy papaya salad

This is my favorite! Rasanya mirip som tam yang saya makan di Bangkok dulu. Serutan daging pepaya muda, wortel, tomat, dan kacang panjang mentah, ditumbuk dengan saus khas Thai Alley dan kecap ikan (nam pla), plus taburan kacang tanah sangrai sebagai topping akhir. Rasa asam, manis, pedas, asin, dan gurih dari kecap ikan berpadu pas dan balance. Kalau tidak ingat masih banyak antrian menu lainnya, saya pasti makan salad ini lagi dan lagi…





APPETIZERS


Nang Krob Pad Heng (IDR 45k)

Crispy dried beef skin crackers with tom yum paste



Kerupuk kulit sapi atau yang di beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai kerupuk rambak, ternyata ada juga dalam hidangan Thailand. Di daftar menu disebutkan bahwa kerupuk ini dimasak dengan tom yum paste, tapi bagi saya pribadi hanya terasa dominan manis seperti rasa kecap. Kerupuk kulitnya juga menjadi agak keras dan alot karena siraman bumbu tersebut.


Tod Man Pla (IDR 45k)

Light curry flavoured fish cake



I love fish cakes! Demikian juga cemilan satu ini, enak sekali dengan rasa curry yang agak malu-malu alias tidak terlalu terasa. Fish cake digoreng hingga berwarna kecoklatan yang pas dan merata di seluruh bagiannya, menjadikan bagian luarnya cukup kering tetapi bagian dalamnya masih empuk. Kalau tidak ingat teman-teman yang lain, seisi piring ini pasti akan berpindah ke perut saya.. *wink*


MAINS


Grand Seafood Tower (IDR 398k)

Freshly picked squid, prawn, crab, mussels, baby octopus served with Thai Alley's dipping sauce, Thai mango salad, and Thai papaya salad



 (image dari press release Culinary Concepts)
Sebuah menu komplit bagi pecinta seafood karena di dalamnya tersedia lengkap dari udang besar yang di-grill maupun di-steam, baby octopus digoreng tepung, kepiting, cumi-cumi, dan kerang yang di-steam. Terdapat dua macam dipping sauce untuk menemani makan seafoodnya. Saus berwarna merah seperti sambal Bangkok yang diolah khusus menjadi khas Thai Alley, rasanya asam manis, tidak pedas, cocok untuk makan seafood yang digoreng. Satu saus lain berwarna putih kekuningan dengan aroma bawang putih yang kuat dan cenderung asin, cocok untuk makan seafood yang di-steam. Saya pribadi lebih menyukai saus putih beraroma garlic ini untuk semua jenis seafood, apalagi karena tepung yang membalut calamari cenderung plain, jadi memang memerlukan dipping sauceMenu ini tidak diragukan lagi, besar sekali! Tiga sampai empat orang rasanya pas untuk menghabiskan satu tower penuh seafood lezat ini. 

Tampilannya cantik sekali disusun dalam wadah bersusun dua tingkat dan di paling atas terdapat empat buah udang panggang berdiri tegak. Saya bersama teman-teman semeja malah asyik berfoto seru-seruan dengan seafood tower ini sementara yang lain sudah mulai makan. Boleh lah ya, narsis dikit sebelum towernya diacak-acak. Hihihi...





Neua Yang (IDR 98k)
Grilled Australian rib eye seasoned with Thai herbs and served with spicy sauce




Dari penjelasan menunya saya membayangkan rasanya pedas dan khas Thailand karena ada kata "Thai herbs". Tampilan dagingnya menarik, terlihat tasty, warnanya coklat dengan beberapa bagian bakaran tetapi tidak sampai terlalu gosong. Saya yang tidak terlalu suka red meat pun kali ini tak sabar ingin mencoba. Ketika saya cicipi.. lho koq rasanya seperti sate? Benar-benar menurut saya pribadi ini seperti makan sate sapi kelas premium yang empuk dan enak sekali. Kualitas daging memang sangat berpengaruh, ditambah lagi bumbunya yang sangat meresap membuat saya tidak mau berhenti mengunyah sampai isi piringnya habis. Oh ya, tidak perlu takut dengan kata spicy-nya, karena ini sama sekali tidak pedas.


Pla Garupa Manaow (IDR 249k)

Steamed grouper fish with fresh lime juice and chill sauce





Terhidang agak sedikit "heboh' dengan kompor pemanas di bagian bawahnya, sehingga kuahnya masih terus mengepul menguarkan aroma sedap. Kepala ikan kerapu yang cukup besar di-steam dengan kuah jeruk nipis dan bawang putih. Ikan kerapu memang paling enak dimasak dengan cara di-steam, terbukti di menu ini daging ikannya lembut dan juicy. Pada kuahnya terlihat banyak bawang putih baik yang sudah dicincang halus maupun masih berupa potongan, sehingga tidak mengherankan kalau rasa bawang putihnya dominan sekali dan agak "beradu" dengan aroma jeruk nipisnya. Beberapa potongan cabai rawit merah yang tersebar di kuah ternyata tidak perlu dikhawatirkan karena tidak membuat kuahnya menjadi pedas, kecuali jika potongan cabainya dimakan baru terasa mantap pedasnya.. Saya tetap suka menu ini, hanya saja bukan merupakan favorit saya karena rasa jeruk nipis dan bawang putih yang terlalu tajam di lidah saya.


Pad Thai (IDR 55k)

Stir fried rice noodle with shrimps, eggs, tomatoes, bean sprouts, and chives





Menu basic yang dapat ditemui di hampir semua Thai resto, ibaratnya, kalau tidak ada menu pad thai jangan berani meng-klaim sebagai Thai resto, deh! Pad Thai di sini disajikan dengan beberapa komponen tambahan yang masih terpisah di tepi piring. Mungkin maksudnya jika ada customer yang tidak suka salah satu komponen tersebut bisa dengan mudah menyingkirkannya sebelum dicampur. Kebetulan saya dan teman-teman tidak ada keluhan atau pantangan dengan semua komponen tersebut, jadi kami campur saja semuanya. Tambahan komponen tersebut memberikan rasa dan tekstur yang lengkap pada masakan ini. Misalnya taoge (bean sprouts) mentah memberikan tekstur crunchy-nya sayuran segar dan rasa manis, demikian pula dengan perasan jeruk nipis menambah aroma plus sebersit rasa asam menyegarkan.


Goong Pad Met Mamuang Goong (IDR 69k)

Stir fried shrimp with sweet and sour sauce, cashew nuts, and dried chill



Udangnya besar-besar dan segar, terlihat dari warnanya yang cantik, teksturnya kenyal, dan ada rasa manis ketika dikunyah. Komposisi bumbu asam manisnya pas tidak terlalu dominan, dan cukup meresap ke udangnya. Jika dimakan sekaligus bersama potongan bawang bombai, kacang mete, dan potongan cabai kering yang menyertainya akan menjadi perpaduan nikmat. Jangan takut bagi yang tidak suka pedas, karena tidak terasa pedas kalau tidak mengunyah cabai keringnya. Selain itu potongan cabai keringnya besar-besar sehingga mudah disisihkan. Penggemar udang pasti suka menu ini… that's me!


Broccoli Kratiam (IDR 49k)

Stir fried broccoli with garlic



Menu sayuran ini terasa ligjt dibanding masakan lainnya, dan satu-satunya yang tidak ada cita rasa khas Thailand, tapi bukan berarti tidak enak. Broccoli tumis bawang putih ini umum kita temui di Chinese food resto, rasanya pun sama dengan aroma bawang putih yang cukup dominan seperti kesukaan saya. Broccolinya sudah dipotong dalam kuntum-kuntum kecil yang pas dalam sekali suap, sehingga kita tidak repot memakannya. Tingkat kematangan broccoli pas, warnanya masih hijau segar, dan ketika dikunyah terasa renyah. Penggemar sayuran terutama broccoli pasti suka menu ini, bahkan mungkin yang tadinya tidak suka broccoli bisa jadi suka karena rasanya enak.


DESSERT


Kati Sod Ma Praw Awn

Homemade fresh coconut ice cream with toppings





Menu terbaru dari Thai Alley yang bahkan belum dijual untuk umum. Suatu kehormatan kami menjadi customer pertama yang bisa mencobanya. Biasanya es krim kelapa tidak pernah menarik minat saya, tapi yang ini berbeda. Es krimnya tidak terlalu manis, lembut, dan terasa alami tanpa tambahan artificial flavor. Toppingnya cukup ramai mulai dari daging kelapa muda, sari kelapa, kolang kaling, kacang merah, manisan ubi, dan pipilan jagung manis. Mangkuk sajinya unik memakai batok kelapa muda yang isinya sudah dikeruk untuk topping. Penyajian yang bagus ya, bisa memanfaatkan "sampah" sebelum dibuang. Meskipun masih menu percobaan, tapi kami yakin pasti jadi best seller kelak, soalnya uenakkk! Untuk dessert seenak ini kami rela menjadi kelinci percobaan… yumm!




Sebelum pulang kami masih mendapat Goody Bag dari Thai Alley berupa voucher makan dan dua jenis take away menu dari Thai GoGo.

Thai GoGo merupakan salah satu dining concept dari Culinary Concepts yang ditujukan terutama bagi masyarakat urban yang sibuk. Dengan adanya Thai GoGo tidak perlu khawatir lagi kalau sedang tidak sempat makan di restoran, kita tetap bisa menikmati menu Thai yang lezat ini di rumah, di kantor, atau di perjalanan. Masih tidak sempat mampir untuk membeli take away menu? Tenang, tersedia pula GoGo Delivery yang siap mengantar pesanan Anda, cukup dengan menghubungi 021 5797 3139.

Menu lengkap Thai GoGo (image dari press release Culinary Concepts)

Pilihan menu Thai GoGo memang tidak terlalu banyak, tapi cukup lengkap terdiri dari 3 macam minuman, salad, dessert, dan 4 macam menu nasi. Kebetulan saya mendapatkan Khao Pad Met Mamuang dan Man Cham. Sepertinya setiap goody bag memang berisi satu menu nasi dan satu dessert.

Man Cham (IDR 12k)
Sweet tapioca and coconut cream
Sayangnya dessert khas Thailand ini tidak sempat difoto isinya karena keburu dihabiskan rame-rame dengan ortu di rumah. Singkongnya enak, empuknya pas, dan tidak terlalu manis. Saus santannya gurih dan creamy tetapi tidak membuat eneg. Biasanya saya tidak akan melirik menu ini, tapi kali ini saya tidak menyesal mencobanya, bahkan mau lagi. 

Khao Pad Met Mamuang (IDR 15k)
Rice with stir fried chicken sweet sour sauce, cashew nuts, and dried chili Menu nasi baru saya makan keesokan harinya, dengan cara dihangatkan di microwave sebelumnya. Ketika saya cicipi rasanya tetap enak meskipun telah disimpan di kulkas dan dihangatkan. Paket ini berisi nasi, daging ayam goreng tepung dimasak asam manis, irisan telur dadar, dan sambal yang dibungkus terpisah. Bumbu asam manisnya pas dan tidak kalah lezat dengan masakan asam manis yang saya nikmati di restoran kemarin. Daging ayamnya tidak kering meskipun telah digoreng tepung, juga tepungnya tidak jadi lembek meskipun terbalut bumbu asam manis. Bagi yang suka pedas silakan mengunyah potongan cabai merah keringnya, tapi bagi yang "takut" pedas cukup sisihkan saja karena potongan cabainya besar sehingga mudah dipisahkan. Seporsi paket nasi yang dikemas dalam kotak plastik transparan ini cukup mengenyangkan dan pas untuk porsi makan siang satu orang.




Overall saya puas sekali dengan Thai Alley. Tempatnya nyaman dan cocok untuk bersantap bersama keluarga atau sekedar kongkow sembari ngobrol santai bersama teman-teman. Dari cita rasa dan kualitas makanan tidak perlu diragukan lagi, hampir semuanya enak tanpa cela. Pelayanan di restoran ini pun patut diacungi jempol karena semua karyawannya menguasai menu dengan baik, ramah, dan cekatan. Dengan harga makanan yang sesuai dengan kualitasnya, saya tidak akan ragu untuk merekomendasikan Thai Alley ke teman dan kerabat yang ingin menikmati hidangan otentik Thailand. Siapa mau mencoba? Yuk, jangan ragu-ragu kalau mau mengajak saya yaa..






Thai Alley
Gandaria City, South Lobby
Jl. Sultan Iskandar Muda, Jakarta 12240
Tel. +62 21 2900 8038

Pacific Place, 5th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Tel. +62 21 5797 3600

Email: thaialley@culinaryconcepts.asia
Facebook-Twitter-Instagram: @ThaiAlley


Thai GoGo
Pacific Place, B1 (BEI Underpass)
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Tel. +62 21 5797 3139
Twitter-Instagram: @thai_gogo

Comments

  1. keren konsepnya. Harus waspada supaya bisnisnya tahan lama.
    Nanti buatkan juga konsep untuk makanan Indonesia yang bagus, menang bersaing dan bisa go international.
    Investasi harus kecil
    Food cost 35% dr sales
    People max 14% dr sales
    Sewa 14%
    Utilities 5%
    Depresiasi kl bisa less than 10%
    then it would be a good business..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts